Archive for Januari 2013

"Sebuah jeritan Hati,bercerita tentang kerinduan"

Minggu, 20 Januari 2013
Posted by Andri Indrawan

Seperti hari-hari biasanya,untuk menghilangkan rasa lelahku setelah beraktivitas seharian dikampus untuk menuntut ilmu demi menunaikan kewajibanku sebagai seorang pelajar dan bentuk pengabdianku kepada orang tua,aku akan naik kelantai atas menuju serambi depan untuk duduk sejenak menatap langit ,merasakan sejuknya semilir angin yang bertiup lirih disore hari.setelah ku sampai di serambi depan,akupun mengambil sebuah kursi untuk meyandarkan tubuhku sembari menatap indahnya langit,dan merasakn ketenangan yang tidak ada tandingan .

Namun,untuk hari ini berbeda dari hari-hari sebelumnya karna ku merasakan ada sesuatu yang sangat mengganjal dihatiku.akupun menutup mataku dengan sebuah handuk kumuh  kepunyaanku Tiba-tiba aku melihat wajah –wajah mereka yang jauh disana begitu samar hingga akhirnya Nampak sangat jelas , Mereka menatapku dengan wajah yang berseri dan akupun membalas tatapan mereka sembari memberikan senyum terindahku yang pernah ada.Kemudian ,Wajah –wajah itu berkata dengan sangat lembut nan merdu,“ kami merindukanmu”,belum sempat ku membalas perkataan mereka ,aku tersentak kaget dan terbangun dari tidurku,serta merta Setetes airmata membasahi pipiku.
Kini kusadari apa yang mengganjal perasaanku tadi,Yaitu kerinduanku kepada orang-orang yang kusayangi dan tidak menutup kemungkinan kalau mereka pun akan merasakan hal yang serupa dengan yang kurasakan. 

Tak lama kemudian Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang merdu sudah mulai terdengar dari loudspeaker masjid Al-mutmainnah Regency,pertanda azan sholat magrib tak lama lagi akan dikumandangkan.Aku bergegas turun dari serambi lantai atas menuju kekamarmandi untuk segera membersihkan diriku ,dan bersiap-siap menunaikan Sholat magrib berjama’ah.

”Tiba tiba sendu, seperti rindu. Rindunya ringan, mengarah tak tentu arah. Kemudian mata ini basah”

Surat Seorang Gadis Kepada Ayahnya

Posted by Andri Indrawan
Tag :
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Belum sempat Ali meletakkan tas kerjanya sepulang ke rumah, matanya tertegun melihat sebuah surat tergeletak di atas meja. Di sebuah amplop tertulis "Untuk ayah tersayang" Setelah belasan tahun menjadi single parent, baru kali ini ada surat untuknya dari Shofia, anak gadisnya. Ada apa?

Kalimat pertama pada surat itu sudah mengguncang hatinya; Ayah tersayang, jika ayah membaca surat ini maka aku sudah tidak ada di rumah. Sekalipun berat Ali melanjutkan bacaan kata demi kata.


Ayah, aku telah menemukan pria yang akan mendampingiku selamanya. Memang buat orang lain dia sudah terlalu tua, tapi bagiku pria berusia 45 tahun masih tetap muda. Dia sangat energik ayah, kalau ayah mengenal lebih dekat dengannya pasti ayah juga akan menyukainya. Ayah jangan terkecoh dengan tato di seluruh tubuhnya atau janggut dan brewoknya yang panjang atau puluhan tindik di telinga dan hidungnya, karena jauh di dalam hatinya ia adalah orang baik.

Ia sangat sayang padaku, dan juga ayah dari anak di dalam kandunganku. Istrinya tidak keberatan aku mendampinginya, karena istrinya sudah sibuk mengurus anaknya yang banyak. Oh iya, ayah tidak usah khawatir tentang kehidupanku. Ia menguasai penjualan ekstasi di kota, jadi uang sama sekali bukan masalah buat kehidupan kami. Saya tahu ia sudah mengidap HIV sejak lama, tapi katanya dalam beberapa tahun ke depan obat penyakit AIDS akan ditemukan jadi aku tidak perlu khawatir bukan? Ayah jangan bersedih karena aku bahagia. Usiaku sudah 18 tahun ayah jadi aku bisa memutuskan yang terbaik untuk hidupku.

Tanpa sadar, air mata sang ayah menetes jatuh ke lembar surat itu. Bagaimana mungkin anaknya yang lucu dan periang bisa menjadi seperti ini? Lembar pertama surat pertama baru saja selesai dibacanya.

***
Tangan sang ayah bergetar, berat rasanya, tapi ia membuka lembar kedua surat itu. Kali ini isinya jauh berbeda.

Ayah sayang,
Maaf, sebenarnya surat di halaman pertama tadi tidak benar-benar terjadi. Saya hanya ingin menggambarkan betapa kemungkinan terburuk bisa terjadi pada anak-anak gadis, dan syukurlah aku tidak demikian. Ayah bahagia bukan, kalau aku tetap bersama ayah? Ayah bahagia bukan, akau tidak menghancurkan diriku seperti itu? Tentu saja, mempunyai anak yang rapornya jelek, jauh lebih menguntungkan daripada mempunyai anak seperti itu. Oh iya Ayah, raporku ada di dalam tas, nilainya jelek, maaf ya. Silahkan ayah lihat, jangan lupa ditandatangani. Besok guru ingin bicara dengan ayah tentang nilai raporku, jangan marah ya. Kalau ayah tidak marah melihat nilai raporku, aku sedang bermain di rumah sebelah, aku tunggu yah? Love you Daddy.

"Shofia..........!"

Ali berteriak dan lari ke rumah tetangganya, ia akan mengitik habis anaknya yang 'keterlaluan' itu. Lega rasanya hati Ali. Konyol tapi melegakan. ^__^ :D :D

***
Tidak seperti kebanyakan ayah yang sedih melihat rapor anaknya yang buruk, hati ali justru berbunga-bunga karena ia tidak kehilangan anaknya. Memang kali ini, keterlaluan sekali becanda anak gadisnya!

Sebenarnya Shofia hanya ingin agar ayahnya tidak marah melihat rapornya yang buruk, untuk membuat MASALAH RAPOR BURUK TERLIHAT KECIL, ia membuat gambaran masalah besar yang mungkin terjadi sehingga masalah yang ada jadi terlihat kecil.

Ini sebenarnya adalah seni bersyukur dan seni berkomunikasi dengan diri. Kalau Anda ingin bersyukur atas kesulitan yang kita terima maka kita sebaiknya membayangkan KESULITAN LEBIH BESAR YANG MUNGKIN BISA KITA ALAMI. Dengan demikian kita bisa menghindari diri dari stres atau kegalauan yang berkepanjangan.

Masalah kekecewaan hati atau rasa tidak bersyukur biasanya tidak berhubungan dengan uang tapi lebih karena penerimaan hati. Orang yang tidak bersyukur biasanya FOKUS PADA YANG TIDAK DIPUNYAI sedangkan ORANG BERSYUKUR FOKUS PADA YANG DIMILIKI.

Kita bisa melihat anak kampung bahagia main layang layang yang 1 set berharga tidak lebih dari Rp 5000. Tapi anak orang kaya ngambek pada orang tuanya padahal baru dibelikan pesawat remore control seharga 5 juta. Kenapa? Karena anak kaya itu suka dengan yang model baru seharga 15 juta. Ada anak kaya yang ngambek pada orang tuanya karena link internet putus satu hari karena lupa bayar bulanan, padahal ia sudah beruntung bisa mengakses internet selama 29 hari sebelumnya.

Memang apa yang dilakukan Shofia pada Ayahnya Ali agak keterlaluan, tapi itu gambaran dramatis tentang bagaimana bisa membuat diri kita bersyukur apa adanya. ^__^

Sudahkah Anda bersyukur hari ini?
SUDAHKAH ANDA BERSYUKUR HARI INI .?

***
"Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur (QS Ali Imron 145)

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS Ibrahim 7)

Ya Allah, Jadihkanlah kami sebagai hamba-2Mu yang pandai bersyukur pada-Mu dan selalu merasa cukup dengan segala apa yg engkau beri. Jangan Engkau lalaikan kami hingga Engkau ambil kembali nikmat2-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih & Maha Penyayang. Aamiin

Images Of Naruto

Minggu, 13 Januari 2013
Posted by Andri Indrawan







WANITA

Posted by Andri Indrawan

Ketika Tuhan menciptakan wanita, DIA lembur pada hari ke-enam.Malaikat datang dan bertanya,”Mengapa begitu lama, Tuhan?”


Tuhan menjawab:“Sudahkan engkau lihat semua detail yang saya buat untuk menciptakan mereka?"


“ 2 Tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan… , dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini ”


Malaikat itu takjub.


“Hanya dengan dua tangan?....impossible!“


Dan itu model standard?!


“Sudahlah TUHAN, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya"


“Tapi ENGKAU membuatnya begitu lembut TUHAN ?” “Yah.. SAYA membuatnya lembut. Tapi ENGKAU belum bisa bayangkan kekuatan yang SAYA berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa.“


“Dia bisa berpikir?”, tanya malaikat.


Tuhan menjawab:“Tidak hanya berpikir, dia mampu bernegosiasi."


Malaikat itu menyentuh dagunya....“TUHAN, ENGKAU buat ciptaan ini kelihatan lelah & rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya.”


“Itu bukan lelah atau rapuh....itu air mata”, koreksi TUHAN


“Untuk apa?”, tanya malaikat


TUHAN melanjutkan: “Air mata adalah salah satu cara dia mengekspressikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan.”


“Luar biasa, ENGKAU jenius TUHAN” kata malaikat.“ENGKAU memikirkan segala sesuatunya, wanita- ciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan!"


Ya mestii…! Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki. Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit. Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.


Dia berkorban demi orang yang dicintainya.Mampu berdiri melawan ketidakadilan.Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik. Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat.


Cintanya tanpa syarat.


Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.


Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa .


Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.


Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian.


Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup.


Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.


Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita:


Dia lupa betapa berharganya dia...

Diberdayakan oleh Blogger.
Welcome to My Blog

FIND ME

WellCome in my BloG, I hope my Post can help you

hai teman-teman ,bapak-bapak,ibu-ibu,adik-adik semua yang meluangkan waktunya untuk mengunjungi blog milik aku...
selamat membaca yaaa,semoga bermanfaat dan berguna ...
Oh iya kalau ada saran atau kritikan,silahkan aja gak bayar ko' gratiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiissssssssssss......;)

FOLLOWER

- Copyright © THIS IS MY BLOG -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -